Tanda Baca dan Ejaan
Tanda Baca
1.
Tanda baca titik (.)
a. Tanda baca titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat
yang bukan berupa kalimat tanya atau kalimat seruan.
Contoh :
Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia.
b. Tanda baca titik (.) digunakan dibelakang angka atau
huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar.
Contoh :
c. Tanda baca titik (.) digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Contoh :
Pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik).
d. Tanda baca titik (.) digunakan diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh :
Lesatariningrum, Dwi. 1989. Teknik Menjahit. Malang: Intan.
2. Tanda baca koma (,)
a. Tanda baca koma (,) digunakan di antara unsur-unsur
dalam suatu perincian.
Contoh:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
b. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan
kalimat setara, apabila kalimat setara berikutnya diawali kata tetapi atau melainkan.
Contoh:
Dia bukan kakakku, melainkan adikku.
c.
Tanda baca koma (,) digunakan apabila anak kalimat
mendahului induk kalimat.
Contoh:
Jika hari ini tidak hujan, saya akan dating.
d. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan anak
kalimat jika anak kalimatnya itu mendahului induk
kalimatnya.
Contoh:
Saya akan memaafkan, jika ia bertobat.
e. Tanda baca koma (,) digunakan di belakang ungkapan
penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
Dia malas belajar. Oleh karena itu, dia tidak naik kelas.
3. Tanda baca titik koma (;)
a. Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis atau setara.
Contoh:
Matahari hamper terbenam; sinarnya yang kemerah-
merahan; memantul di atas permukaan laut; indah sekali
pemandangan ketika itu.
b. Digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam
suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:
Sore itu kami sekeluarga sibuk dengan pekerjaan masing-
masing. Ayah sedang membaca koran; ibu menjahit baju; saya
asyik membersihkan taman di depan rumah.
4. Tanda baca titik dua (:)
a. Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
perincian.
Contoh:
Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris :
Imam Tantowi
Bendahara: Siti Khotijah
b. Digunakan di anatara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab
dan ayat di dalam kitab suci, di antara judul dan sub judul, serta
nama kata dan penerbit buku acuan.
Contoh:
Tempo, I (1971). 34:7
Surat Yasin:19
Karangan Ali
Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi,
sudah terbit.
5. Tanda hubung (-)
a. Digunakan untuk merangkaikan se-dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf capital, ke- dengan angka, angka
dengan- an, singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan
atau kata, dan nama jabatan rangkap.
Contoh:
Se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
sinar-X
b. Digunakan untuk merangkai Bahasa Indonesia dengan
bahasa asing.
Contoh:
di-smash, di-drill, mem-back up, di-charge
6. Tanda Pisah (–)
Tanda pisah (–) digunakan di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti “sampai ke“ atau “sampai dengan”. Penulisan tanda baca pisah (–)dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
Contoh:
1920–1945
Tanggal 15—10
April 19970
Samsudin (1999:25—34)
7. Tanda Elipsis (…)
Tanda ini digunakan untuk menunjukan bahwa dalam suatu
kalimat atau naskah ada bagian yang hilang.
Contoh:
Sebab-sebab kemerosotan akhlak di kalangan
mahasiswa…atau diteliti lebih lanjut.
8. Tanda kurung ((…))
a. Digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan.
Contoh:
Dalam buku KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)
Bab II pasal 10.
b. Digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan
yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
Aku (sebuah puisi karangan Chairul Anwar) adalah puisi
angkatan 45.
9. Tanda tanya (?)
Tanda tanya (?) digunakan pada akhir kalimat tanya, yakni kalimat yang membutuhkan jawaban.
Contoh:
Siapa yang
membawa tas saya ?
10. Tanda seru (!)
Tanda ini digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Contoh:
Ambilkan buku itu!
Duduklah!
Dasar mata keranjang!
11. Tanda kurung siku ( [] )
Tanda ini digunakan untuk mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan
dalam Bab II [lihat halaman 67-89])
12. Tanda petik (“…..”)
Tanda petik digunakan untuk mengakhiri petikan langsung .
Contoh:
Kata Toto,”Saya juga berpuasa.”
“Hakikat pendidikan adalah memanusiakan
manusia”(Imran,1998).
13. Tanda petik tunggal (‘…’)
Tanda ini digunakan untuk mengapit makna, terjemahan,
dan penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh:
Mastery Learning
‘belajar tuntas’
Reformasi ‘perubahan’
Keplicuk ‘dalam Bahasa Indonesia disebut terkilir’
Islami ‘bernuansa Islam’
14. Tanda garis miring (/)
Tanda garis miring digunakan dalam menulis
nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu
tahun yang tebagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
14/YPU-i/12/99
Jalan Kramat III/10 Jakarta
Tahun Anggaran 1985/19986
15. Tanda apostrof (‘)
Tanda ini berfunsi untuk penyingkat suatu kata yang
digunakan untuk menunjukan penghilangan bagian suatu
kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
malam ‘lah tiba (‘lah = telah)
1 Januari ’88 (’88 = 1988)
Komentar
Posting Komentar