Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan Pariwisata
BAB
1
PENDAHULUAN
-
LATAR BELAKANG
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sekali kekayaan
berupa sumber daya yang terdiri atas sumber daya alam, sumber daya
manusia maupun sumber daya buatannya. Tuhan Yang Maha Esa telah
menganugrahi Negara Indonesia dengan berbagai keindahan alam yang
memukau terbentang dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan alam serta
sumber daya yang ada dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata. Tak
hanya tempat wisata alam, obyek wisata seperti warisan budaya serta
kulinernya-pun tidak kalah menarik. Banyak orang yang menyebutkan
bahwa Indonesia merupakan surga dunia dengan keanekaragaman wisata
yang indah. Setiap daerah mempunyai kebudayaan berbeda-beda yang
menunjukkan ciri khas dari daerah tersebut.
Hal
tersebut dapat menjadi modal bagi pemerintah dan masyrakat yang
kreatif untuk membangun dan mengembangkan kepariwisataan di
Indonesia. Pada dasarnya usaha tersebut telah dimulai sejak lama.
Namun, kini zaman telah berubah. Zaman semakin berkembang sehingga
pengaruh-pengaruh budaya yang tidak sesuai kepribadian bangsa
Indonesia tidak dapat dielakkan dari kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Arus
era globalisasi sudah tidak dapat dipungkiri lagi mengalir sejalan
dengan siklus kehidupan masyarakat peradaban modern pada abad ke-21
ini. Sehingga taktik dan strategik dalam mengahadapi era ini harus
lebih canggih. Sedikit saja kita lengah maka akan terasa sangat jauh
ketinggalan. Canggih
disini diartikan sebagai pemahaman rakyat indonesia khususnya, untuk
memiliki wawasan yang lebih luas ,bukan hanya canggih dari segi
teknologi. Pemikiran-pemikiran lebih modern ,lebih terbuka ,lebih
muda sehingga dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945
tidak melesat jauh. Ini menjadi pondasi kuat dalam membangun dan
mengembangkan kepariwisataan Indonesia. Pembangunan ini dilakukan
dengan tujuan demi Indonesia yang aman, damai , sejahtera dan
peningkatan mutu kebudayaan dan kepariwisataan yang berlandaskan
nilai-nilai Pancasila.
-
PERMASALAHAN
Berdasarkan
latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, terdapat beberapa
rumusan masalah yang berkaitan dengan Pancasila
sebagai paradigma kehidupan pariwisata
adalah sebagai berikut :
-
Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai paradigma kehidupan pariwisata ?
-
Apakah tujuan dan manfaat dari pembangunan dan pengembangan pariwisata di Indonesia ?
-
Apa saja contoh nyata usaha pembangunan dan pengembangan pariwisata ?
-
TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan
pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai adalah sebagai berikut :
-
Menjelaskan mengenai pengertian Pancasila sebagai paradigma kehidupan pariwisata
-
Menjelaskan tujuan dari pembangunan dan pengembangan kehidupan pariwisata
-
Memberikan contoh nyata pembangunan dan pengembangan pariwisata.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN PARIWISATA”
Pancasila
sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar Pancasila secara
normatif menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur segenap aspek
pembangunan yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi
atas pengakuan dan penerimaan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai
dasar negara dan ideology nasional. Hal ini sesuai dengan kenyataan
objektif bahwa Pancasila adalah dasar negara Indonesia, sedangkan
negara merupakan organisasi atau persekutuan hidup manusia. Maka
tidak berlebihan apabila Pancasila menjadi landasan dan tolak ukur
penyelenggaraan negara termasuk dalam melaksanakan pembangunan.
Nilai-nilai
dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia. Hakikat
manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia
yang monopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:
a.
Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga.
b.
Sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial.
c.
Kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk tuhan.
Berdasarkan
itu, pembangunan ini diarahkan sebagai upaya meningkatkan harkat dan
martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga, pribadi, sosial, dan
aspek ketuhanan. Secara singkat, pembangunan ini bisa disebut juga
sebagai upaya peningkatan manusia secara totalitas.
Pembangunan
memiliki arti yang luas, yaitu membangun masyarakat Indonesia
seutuhnya. Pancasila dapat dijadikan paradigma pembangunan karena
nilai-nilai Pancasila dapat diterapkan dan sesuai dengan perkembangan
zaman. Dalam pembangunan harus didasarkan pada nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Pada undang-undang alinea ke-IV telah
tercantum tujuan dari Negara Indonesia, yaitu memajukan kesejahteraan
umum dan mencapai masyarakat adil dan makmur. Dan dalam upaya
membangun Indonesia seutuhnya itulah diperlukan penerapan dari nilai
Pancasila.
Pariwisata
adalah suatu perjalanan yang dilakukan bertujuan untuk rekreasi atau
liburan, dan refresing. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang
yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari
rumahnya dengan tujuan rekreasi.
Banyak
negara, bergantung banyak dari industri pariwisata sebagai sumber
pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada
wisatawan. Oleh karena itu pengembangan pariwisata adalah salah satu
strategi untuk mempromosikan wilayah Indonesia sebagai daerah wisata
untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa
kepada orang non-lokal. Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang
Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan
yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah
Daerah.
Dapat
disimpulkan bahwa, Pancasila sebagai paradigma pembangunan di bidang
pariwisata itu adalah pandangan, kerangka berpikir, landasan, atau
acuan terhadap pembangunan di bidang pariwisata.
-
TUJUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KEHIDUPAN PARIWISATA
Bangsa
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, sosial, keagamaan, wisata,
dan kekayaan alam lainnya. Kekayaan sumber daya yang dimiliki
tersebut kemudian dapat dijadikan modal bagi pembangunan dan
peningkatan kepariwisataan, dimana usaha untuk itu sudah sejak lama
dikembangkan oleh Indonesia. Akan tetapi sampai skarang masih banyak
dari warga negara kita yang bahkan tidak peduli tentang wisata dan
kebudayaan Indonesia sendiri. Mereka lebih membangga – banggakan
budaya bangsa lain, kekayaan alam bangsa lain, tempat – tempat
wisata bangsa lain dan sebagainya. Bahkan tidak sedikit yang
melenceng dari nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Sesungguhnya
pembangunan dan pengembangan pariwisata ini merupakan suatu industri
yang biasanya dihubungkan secara langsung dengan pembangunan ekonomi.
Sesuai
dengan paradigma Pancasila dalam pembangunan ekonomi maka
pengembangan dan pembangunan ekehidupan pariwisata haruslah berpijak
pada nilai moral dari Pancasila. Secara khusus, sistem ekonomi harus
mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan (sila I) dan kemanusiaan (
sila II). Sistem ekonomi yang mendasarkan pada moralitas dan
humanistis akan menghasilkan sistem ekonomi yang
berperikemanusiaan. Sistem ekonomi yang menghargai hakikat manusia, baik selaku
makhluk individu, sosial, makhluk pribadi maupun makhluk tuhan. Sistem ekonomi
yang berdasar Pancasila berbeda dengan sistem ekonomi liberal yang hanya
menguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada manusia lain. Sistem
ekonomi ini juga berbeda dengan sistem ekonomi dalam sistem sosialis yang
tidak mengakui kepemilikan individu.
berperikemanusiaan. Sistem ekonomi yang menghargai hakikat manusia, baik selaku
makhluk individu, sosial, makhluk pribadi maupun makhluk tuhan. Sistem ekonomi
yang berdasar Pancasila berbeda dengan sistem ekonomi liberal yang hanya
menguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada manusia lain. Sistem
ekonomi ini juga berbeda dengan sistem ekonomi dalam sistem sosialis yang
tidak mengakui kepemilikan individu.
Industri
pariwisata memiliki hubungan multi dimensi yang tidak hanya terkait
erat dengan bidang ekonomi saja, tetapi hampir setiap bidang
pembangunan nasional bersentuhan dan erat kaitannya dengan industri
pariwisata ini. Lebih-lebih hadirnya industri jasa ini merupakan
manifestasi kehadiran aktifitas manusia seperti juga
industri-industri dalam bidang-bidang pembangunan yang lainnya.
Mengingat begitu eratnya dengan berbagai bidang lain dalam proses
pembangunan nasional maka aktifitas kepariwisataan bisa dikembangkan
secara optimal. Sehingga pengembangan merupakan suatu proses
pelaksanaan program yang terus meningkat ke arah puncak capaian
sesuai dengan tujuan yang telah dicanangkan.
Secara
umum tujuan pembangunan dan pemngembangan pariwisata tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 yakni terwujudnya kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan.
Tujuan
pembangunan dan pengembangan kehidupan pariwisata seacar rinci
diantaranya sebagai berikut :
1.
Untuk meningkatnya kesejahteraan masyarakat, peran pariwisata
antara lain :
-
Terbukanya lapangan kerja, baik langsung maupun tidak langsung.
-
Terkuranginya kemiskinan dan pengangguran.
-
Terciptanya keahlian spesialisasi di bidang pariwisata dengan standar kompetensi internasional.
-
Meningkatnya pendapatan masyarakat.
-
Meningkatnya pendapatan daerah.
-
Meningkatnya devisa negara.
2.
Untuk terbentuknya kepribadian bangsa Indonesia, peran pariwisata
antara lain :
-
Berkembangnya kebudayaan daerah sehingga dapat menumbuhkan kearifan lokal.
-
Berkembangnya kebudayaan nasional sehingga dapat memperkaya peradaban umat manusia di dunia.
-
Terpeliharanya khazanah sejarah dan budaya sehingga masyarakat bangsa sadar terhadap perjuangan dan tanggung jawab masa depannya.
3.
Untuk terjaganya dan terpeliharanya keutuhan NKRI, peran pariwisata
antara lain :
-
Terpeliharanya keasrian tanah air tercinta karena dipandang sebagai bagian dari halaman rumah kita.
-
Terbangunnya dan terlaksananya kegiatan-kegiatan pariwisata di pulau-pulau terdepan/terluar sehingga menjadi unsur pertahanan teritorial yang strategis.
-
Terpeliharanya keindahan alam dan keberlanjutannya lingkungan hidup sehingga kepastian batas wilayah negara terawasi setiap saat.
4.
Untuk terjalinnya hubungan antar bangsa-bangsa di dunia secara damai,
harmonis dan berperadaban, peran pariwisata antara lain :
-
Terlaksananya proses akulturasi secara damai dengan tidak memupus jati diri bangsanya masing-masing.
-
Terjalinnya studi komparatif dari setiap keunggulan budaya bangsa-bangsa.
-
Saling menghargai atas keunggulan khazanah sejarah dan budaya sehingga bersepakat menempatkannya sebagai puncak peradaban manusia.
5.
Untuk terbinanya kreatifitas masyarakat bangsa dalam berbagai segi
kehidupan, peran pariwisata antara lain :
-
Berkembangnya sanggar-sanggar seni budaya.
-
Bermunculannya pusat-pusat kerajinan tangan.
-
Berkembangnya dapur-dapur kreatif yang membuat aneka jenis makanan daerah dan tradisional.
-
Terciptanya suasana yang kondusif bagi kreatifitas kaum muda yang kreatif.
-
Terbinanya berbagai keahlian yang menopang langsung terhadap perkembangan pariwisata.
6.
Untuk terbangunnya keseimbangan hidup masyarakat bangsa dengan
keberlangsungan kehidupannya, peran pariwisata antara lain :
-
Terjaganya dan terpeliharanya hutan dengan segala habitatnya.
-
Terbinanya alam kehidupan pedesaan.
-
Terpeliharanya tatanan kota tua.
-
Terjaganya lingkungan udara segar dengan penghijauan perkotaan.
-
Terbangunnya sikap hidup budaya bersih.
-
Terefleksikannya sikap hidup yang ramah, bersahabat dan suka menolong.
7.
Untuk terbangkitkannya spiritualitas masyarakat bangsa, maka peran
pariwisata antara lain :
-
Terbangunnya cara pandang bahwa pariwisata merupakan jendela mensyukuri nikmat Tuhan.
-
Pusat-pusat keagamaan dapat menjadi obyek kunjung yang memiliki daya tarik.
-
Upacara-upacara keagamaan sebagai atraktif yang dapat mengundang pesona.
8.
Terjalinnya kebersamaan dan kepedulian
-
Agar ketujuh hal di atas dapat terealisasikan secara optimal maka perlu adanya kebersamaan antara pemangku kepentingan pariwisata yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat.
-
Jika pemangku kepentingan ini memiliki kepedulian yang tinggi maka persoalan promosi, aksesibilitas, transportasi, akomodasi, keamanan juga pengembangan produk mendapat penyelesaian secara seksama.
-
Untuk memelihara kebersamaan dan kepedulian tersebut maka institusi, regulasi, kemampuan manusia yang menangani industri pariwisata ini sedapat mungkin memenuhi yang diharapkan.
Selain
tujuan tujuan tersebut di atas, Pembangunan kehidupan pariwisata yang
sesuai dengan nilai Pancasila dapat memberikan manfaat dalam berbagai
sector diantaranya :
-
Manfaat Ekonomi
- Adanya penerimaan penerimaan devisa atau Pendapatan Asli Daerah (PAD)
- Adanya kesempatan untuk berusaha
- Terbukanya lapangan kerja
- Meningkatnya Pendapatan masyarakat dan pemerintah
- Mendorong pembangunan daerah -
Manfaat Sosial Budaya
- Pelestarian budaya dan adat istiadat
- Meningkatkan kecerdasan masyarakat
- Mengurangi konflik sosial. -
Manfaat dalam berbangsa dan bernegara
- Mempererat persatuan
- Menumbuhkan rasa memiliki
- Memelihara hubungan baik internasional dalam hal pengembangan pariwisata. -
Manfaat Bagi Lingkungan
Arah pembangunan pariwisata agar dapat memenuhi keinginan wisatawan seperti bersih, jauh dari populasi, santai, dan sejuk akan memberikan upaya dalam pengembangan untuk melestarikan lingkungan supaya hijau dan bersih.
2.3
CONTOH
NYATA USAHA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA.
Untuk
mewujudkan tujuan – tujuan diatas, tentunya harus dibutuhkan
usaha-usaha dalam peningkatan pembangunan tersebut. Diantaranya :
1. Penjaminan
kondisi aman, damai, tertib dan ketentraman masyarakat.
2. Pengamalan
Pancasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
3. Sering
melakukan kunjungan wisata dalam negeri.
4. Mempelajari
wisata kekayaan alam milik bangsa.
5. Menjaga
dan melestarikan tempat – tempat wisata dan warisan budaya bangsa.
Beberapa
contoh usaha peningkatan pambangunan di bidang pariwisata yang
dilakukan oleh pemerintah diantaranya :
1. KONFERENSI
PARIWISATA NASIONALDESEMBER 2011 MARI ELKA PANGESTU Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
2. Dalam
melaksanakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional di bidang
Kebudayaan dan Pariwisata, sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
(Menbudpar), berkewajiban untuk melaksanakan tiga Agenda Pembangunan
Nasional Tahun 2004-2009 yaitu;
-
menciptakan Indonesia yang aman dan damai.
strategi
yang dilakukan adalah dengan membangun budaya berpikir positif,
Revitalisasi
nilai-nilai kearifan lokal, serta meningkatkan kecintaan masyarakat
terhadap budaya dan produk-produk dalam negeri.
-
mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis.
melaksanakan
tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa di lingkungan Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar). Dengan demikian akan tercipta
sistem pemerintahan dan biokrasi yang bersih, akuntabel, transparan,
efisien, dan berwibawa, serta meningkatnya partisipasi masyarakat
dalam pengambilan kebijakan publik di bidang kebudayaan dan
pariwista.
-
meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
meningkatkan
kesejahteraan rakyat Indonesia melalui peningkatan daya saing
pariwisata guna meningkatkan penerimaan devisa. Oleh karena itu,
kebijakan pariwisata diarahkan untuk meningkatkan efektivitas promosi
dan pengembangan produk-produk wisata, serta meningkatkan sinergi
jasa pelayanan pariwisata.
3.
Memasuki tahun ke-3 Kabinet Indonesia bersatu, pemerintah telah
memutuskan berbagai sektor yang memiliki potensi produksi atau
ekonomi, termasuk sektor pariwisata, untuk dipicu kinerjanya dalam
rangka mensejahterakan masyarakat. Dalam kaitan ini, secara khusus
Wakil Presiden H.M. Jusuf Kalla, memberi perhatian khusus terhadap
prospek pariwisata ke depan yang optimis semakin cerah. Untuk ini ia
melihat bahwa tahun 2007 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke
Indonesia bisa mencapai 7 juta kunjungan.Sebagai langkah dalam
mewujudkan optimisme di sekitar pariwisata Wapres Jusuf Kalla pada 12
Pebruari 2007 memimpin langsung Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas)
di gedung Sapta Pesona (Depbudpar) Jakarta yang dihadiri Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri
Perdagangan, Menteri Perhubungan, Kapolri, dan wakil dari kementerian
lainnya seperti Departemen Dalam Negeri dan Departemen Luar Negeri.
Hasil dari Rakortas sektor pariwisata itu telah menghasilkan
kesimpulan telah menyetujui target kunjungan wisman tahun 2007
sebesar 6 juta kunjungan, untuk ini perlu didukung program khusus
yang diberi nama Program Akselerasi Pariwisata Tahun 2007.
Selain
masyarakat dan Pemerintah, Mahasiswa harusnya juga ikut andul dalam
usaha pembangunan dan
pengembangan kehidupan pariwisata yang sesuai dengan nilai nilai
Pancasila ini.
Wahasiswa bisa menjadi salah satu penyampai yang baik tentang wisata
di indonesia ini.
Kini
banyak para pelajar Indonesia yang saling bertukar pelajar dengan
Negara relasi lainnya, Hal ini membuka gerbang yang besar untuk
mengenalkan budaya Indonesia kepada dunia termasuk mengenalkan tempat
pariwisata yang ada di Indonesia. Tak perlu iklan mahal untuk
mengenalkan wisata Indonesia di mata dunia bila para remajanya ikut
berperan memajukannya.
Untuk
sederhananya kita bisa juga mengenalkan pariwisata di daerah kita
terhadap orang orang yang masih belum mengerti tentang tempat-tempat
pariwisata melalui dunia internet, jejaring social dan di berbagai
media yang bisa menarik turis baik di domestic maupun manca negara.
Daya
cipta dan kreasi mahasiswa yang bukan hanya dapat memelihara
yang ada, tetapi juga dapat menciptakan berbagai kreasi baru sehingga
berbagai jenis wisata mulai dari wisata budaya, belanja, alam, olah
raga, riset dan lain sebagainya, dapat berkembang secara variatif dan
terus berkelanjutan. Kesemuanya ini terletak dari bagaimana peran
masyarakat dalam memajukan pariwisata. Sebab jika masyarakatnya pasif
apalagi tidak punya kreatifitas maka kegiatan pariwisata akan sunyi
senyap.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari
paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa menjadikan
Pancasila sebagai paradigma dalam kehidupan pariwisata maksudnya
adalah menjadi nilai-nailai Pancasila sebagai kerangka berpikir dalam
mengembangkan kehidupan pariwisata Indonesia.Hal tersebut sangat baik
di laksanakan pada era globalisasi karena mampu mempersatukan rakyat
Indonesia yang sangat beragam dan dapat mengkristalisasi berbagai
kebudayaan asing yang ikut masuk dalam era globalisasi agar tidak
merubah jati diri bangsa Indonesia. Sehingga cita-cita umum bangsa
Indonesia yang terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dapat tercapai .
Indonesia akan mampu menjadi yang lebih baik lagi dan mampu secara
sportif bersaing dengan bangsa lainnya terutama dalam biadang
kepariwisataannya.
-
SARAN
Kita
sebagai bangsa Indonesia harus memegang teguh serta mengamalkan nilai
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kehidupan
pariwisata.Seharusnya bangsa Indonesia turut aktif dalam
mengembangkan pariwisata secara bersama-sama dengan berlandaskan oleh
nilai-nilai luhur Pancasila. Tidak hanya Pemerintah yang mempunyai
kewajiban untuk membangun dan mengembangkan kepriwisataan Indonesia.
Akan tetapi semua lini masyarkat harusnya ikut andil semampunya.
Terutama untuk para generasi muda khusunya bagi Mahasiswa. Mahasiswa
harus aktif serta kreatif untuk melihat peluang-peluang untuk kembali
mengenalkan jati diri bangsa kepada dunia.Karena apabila pariwisata
dapat berkembang dengan baik maka bidang-bidang pembangunan yang lain
juga akan terpengaruhi.
Komentar
Posting Komentar